Masya Allah, Kakek Ini Islamkan 108 Ribu Orang Hindu Sejak 1989
Seorang kakek mengejutkan dunia Islam dengan prestasinya yang mengagumkan yaitu telah mengislamkan 108.000 orang pemeluk agama Hindu sejak tahun 1989. Ia bernama Deen Mohammad Shaikh dan telah mencetak prestasi tersebut sejak ia meninggalkan agama kelahirannya yaitu Hindu.
Salah satu warga kota Matli, Pakistan, ini adalah ketua Masjid Jami' Wali Allah dan Madrasah Islam Aisha Ta'limul Quran, sebuah lembaga untuk memfasilitasi para muallaf.
Dia berusia 70 tahun dan sering terlihat membawa tongkat untuk membantunya berjalan. Sebuah selendang kafiyeh warna merah putih diletakkan di bahunya saat memberikan ceramah dan petunjuk untuk non muslim di sana.
Syaikh telah mewakafkan sembilan hektar tanah untuk disumbangkan kepada para muallaf untuk mendirikan tenda dan menginap agar terhindar dari intimidasi dan tidak menjadi tunawisma.
"Keinginan tulus saya adalah menjadikan penduduk seluruh dunia menjadi Muslim," katanya seperti dilansir Express Tribune pada Rabu (27/4), ketika ditanya tentang mengislamkan penduduk secara massal.
Pengkhotbah jumat di beberapa masjid di Pakistan ini sering berkisah tentang perjalanannya dari penganut Hindu yang taat bernama Jhangli dan menjadi ahli dalam penginjilan dalam agama tersebut.
Saya selalu mencintai Islam. Saya membaca dalam Al-Qur'an dan menyadari bahwa 360 dewa ternyata tidak ada gunanya bagi saya," ujarnya.
Pada awalnya ia harus mempelajari Al-Quran secara rahasia untuk menghindari kesalahpahaman bila ia terlihat memegang Al-Quran oleh para muslimin saat itu. Lucunya, dia memulai puasa diam-diam dan sebenarnya dia sedang memulai puasa sehari sebelum Ramadhan dimulai.
Ibu Syaikh mulai melihat gelagat anaknya akan pindah ke agama lain. Dia berpikir jika ia dinikahkan, ia tidak akan berpindah agama. Akhirnya pada umur 15 tahun pernikahannya dilangsungkan dan tanpa waktu yang lama ia telah memiliki empat anak perempuan dan delapan anak laki-laki.
Namun ketertarikannya kepada Islam tidak hanya sebatas itu. Saat dipenuhi rasa ingin tahu tersebut, ia bertemu dengan seorang guru Islam bernama Sain Mohammad Jagsi, yang menyuruhnya mempelajari Al-Qur'an dan Hadist.
Untungnya, paman Shaikh berpikiran sama dengannya dan mereka saling memberi kekuatan. Shaikh sampai menahan putrinya menikah dengan seorang Hindu seperti yang telah ia rencanakan, karena ia teringat akan sulit mengislamkan bila sudah menikah.
Setelah berani mengumumkan bahwa ia telah memeluk agama Islam, Deen Mohammad Shaikh mulai merencanakan misi untuk merayu orang lain. Dia mulai dengan tetangga di belakang belakang rumahnya, sampai ke keluarga besar.
Saat menjalankan misi ini ia dipertemukan dengan orang kaya dan berkuasa di kota Matli dan bersedia membantunya membuka jalan. Dermawan tersebut adalah seorang pensiunan tentara Pakistan bernama Sikandar Hayat, pemilik pabrik gula di Matli. Ia menawarkan uang dengan jumlah yang besar kepada Shaikh, namun ditolak. Sebaliknya, ia mendesak Hayat untuk memberikan pekerjaan untuk beberapa orang yang baru hijrah. Akhirnya Hayat menyanggupinya dan terus memberikan bantuan bersama putrinya.
Sekarang, lanjut Shaikh, ketenarannya telah tersebar ke seluruh Matli dan orang-orang mulai datang kepadanya hingga dari kota yang jauh seperti Balochistan, termasuk penganut semua agama dan sekte, yang ingin hijrah. Kemudian sebuah masjid kecil dibangun di kompleks perumahannya dengan beberapa kamar di mana anak-anak yang kebanyakan perempuan, diajarkan bagaimana melafazkan doa-doa dan membaca Al-Quran.
Salah satu guru perempuan yang bernama Sakina (14 tahun), yang baru mengajar 15 hari berkomentar.
"Ada beberapa siswa yang sulit untuk diajar," katanya sambil mengomentari kemampuan para murid yang kesulitan membaca teks dalam bahasa yang tidak dikenal.
Shaikh menyadari kesulitan tersebut pada awalnya dan menghindari ketakutan atas sistem yang baru. Dia membuat pengajaran tersebut menjadi lebih mudah pada 40 hari pertama.
"Mereka hanya perlu berdoa farz! Jadwal santai ini untuk memastikan mereka dapat menyadari iman mereka," ujar Syaikh.
Dia melanjutkan, ia harus mengerti bahwa jika menuntut mereka langsung mulai dengan shalat lima kali sehari dengan wajib dan bukan pilihan, para muallaf yang labil itu akan lari.
Selain itu, ia tidak menjelaskan secara detil bagaimana cara ia mempengaruhi orang. Semua ia jelaskan secara sederhana dengan perumpamaan nugget panas dan belerang.
"Saya bilang ke mereka bahwa saya pernah menjadi pemeluk Hindu juga dan mereka akan dibakar di neraka jika mereka bukan Muslim." jelasnya.
Ada pertimbangan lain saat ada warga memeluk agama Islam yaitu menyelamatkan mereka dari "dakwah" orang Hindu yang ingin mereka kembali. Shaikh memindahkan mereka ke wilayah Hub Chowk dekat kota Karachi.
"Bila tak dipindahkan, keluarga mereka akan menarik mereka kembali," jelas Shaikh.
Pada awalnya ia harus mempelajari Al-Quran secara rahasia untuk menghindari kesalahpahaman bila ia terlihat memegang Al-Quran oleh para muslimin saat itu. Lucunya, dia memulai puasa diam-diam dan sebenarnya dia sedang memulai puasa sehari sebelum Ramadhan dimulai.
Ibu Syaikh mulai melihat gelagat anaknya akan pindah ke agama lain. Dia berpikir jika ia dinikahkan, ia tidak akan berpindah agama. Akhirnya pada umur 15 tahun pernikahannya dilangsungkan dan tanpa waktu yang lama ia telah memiliki empat anak perempuan dan delapan anak laki-laki.
Namun ketertarikannya kepada Islam tidak hanya sebatas itu. Saat dipenuhi rasa ingin tahu tersebut, ia bertemu dengan seorang guru Islam bernama Sain Mohammad Jagsi, yang menyuruhnya mempelajari Al-Qur'an dan Hadist.
Untungnya, paman Shaikh berpikiran sama dengannya dan mereka saling memberi kekuatan. Shaikh sampai menahan putrinya menikah dengan seorang Hindu seperti yang telah ia rencanakan, karena ia teringat akan sulit mengislamkan bila sudah menikah.
Setelah berani mengumumkan bahwa ia telah memeluk agama Islam, Deen Mohammad Shaikh mulai merencanakan misi untuk merayu orang lain. Dia mulai dengan tetangga di belakang belakang rumahnya, sampai ke keluarga besar.
Saat menjalankan misi ini ia dipertemukan dengan orang kaya dan berkuasa di kota Matli dan bersedia membantunya membuka jalan. Dermawan tersebut adalah seorang pensiunan tentara Pakistan bernama Sikandar Hayat, pemilik pabrik gula di Matli. Ia menawarkan uang dengan jumlah yang besar kepada Shaikh, namun ditolak. Sebaliknya, ia mendesak Hayat untuk memberikan pekerjaan untuk beberapa orang yang baru hijrah. Akhirnya Hayat menyanggupinya dan terus memberikan bantuan bersama putrinya.
Sekarang, lanjut Shaikh, ketenarannya telah tersebar ke seluruh Matli dan orang-orang mulai datang kepadanya hingga dari kota yang jauh seperti Balochistan, termasuk penganut semua agama dan sekte, yang ingin hijrah. Kemudian sebuah masjid kecil dibangun di kompleks perumahannya dengan beberapa kamar di mana anak-anak yang kebanyakan perempuan, diajarkan bagaimana melafazkan doa-doa dan membaca Al-Quran.
Salah satu guru perempuan yang bernama Sakina (14 tahun), yang baru mengajar 15 hari berkomentar.
"Ada beberapa siswa yang sulit untuk diajar," katanya sambil mengomentari kemampuan para murid yang kesulitan membaca teks dalam bahasa yang tidak dikenal.
Shaikh menyadari kesulitan tersebut pada awalnya dan menghindari ketakutan atas sistem yang baru. Dia membuat pengajaran tersebut menjadi lebih mudah pada 40 hari pertama.
"Mereka hanya perlu berdoa farz! Jadwal santai ini untuk memastikan mereka dapat menyadari iman mereka," ujar Syaikh.
Dia melanjutkan, ia harus mengerti bahwa jika menuntut mereka langsung mulai dengan shalat lima kali sehari dengan wajib dan bukan pilihan, para muallaf yang labil itu akan lari.
Selain itu, ia tidak menjelaskan secara detil bagaimana cara ia mempengaruhi orang. Semua ia jelaskan secara sederhana dengan perumpamaan nugget panas dan belerang.
"Saya bilang ke mereka bahwa saya pernah menjadi pemeluk Hindu juga dan mereka akan dibakar di neraka jika mereka bukan Muslim." jelasnya.
Ada pertimbangan lain saat ada warga memeluk agama Islam yaitu menyelamatkan mereka dari "dakwah" orang Hindu yang ingin mereka kembali. Shaikh memindahkan mereka ke wilayah Hub Chowk dekat kota Karachi.
"Bila tak dipindahkan, keluarga mereka akan menarik mereka kembali," jelas Shaikh.
Trik ini ia pelajari dari pengalaman pribadinya. Ia pernah diculik bersama dengan putri dan mertuanya oleh umat Hindu yang berpengaruh di sana dan mengancamnya untuk berhenti mengislamkan orang.
"Mereka tidak ingin umat Hindu yang miskin untuk berdikari dan mereka sangat tidak rela bila para penduduk menjadi Muslim," ujarnya.
Meskipun tercatat sudah 108.000 orang yang sudah masuk Islam, Shaikh merasa masih belum puas dengan prestasinya. Dia ingin semua orang didunia menjadi Muslim dan belajar dari teladan Rasulullah SAW. Di waktu luang ia juga ikut menghadiri sidang tahunan Jamaah Tabligh di kota Raiwind, meskipun ia tidak percaya pada perpecahan islam dengan jama'ah dan menganggap semua jamaah Islam adalah saudara.
"Semua jama'ah seperti saudara bagi saya," tutupnya.
"Mereka tidak ingin umat Hindu yang miskin untuk berdikari dan mereka sangat tidak rela bila para penduduk menjadi Muslim," ujarnya.
Meskipun tercatat sudah 108.000 orang yang sudah masuk Islam, Shaikh merasa masih belum puas dengan prestasinya. Dia ingin semua orang didunia menjadi Muslim dan belajar dari teladan Rasulullah SAW. Di waktu luang ia juga ikut menghadiri sidang tahunan Jamaah Tabligh di kota Raiwind, meskipun ia tidak percaya pada perpecahan islam dengan jama'ah dan menganggap semua jamaah Islam adalah saudara.
"Semua jama'ah seperti saudara bagi saya," tutupnya.
Belum ada Komentar untuk "Masya Allah, Kakek Ini Islamkan 108 Ribu Orang Hindu Sejak 1989"
Posting Komentar