Misteri Tinta Merah Dalam Al-Qur’an Surat Al Kahfi, Simak Ulasannya

 


Tinta Merah Dalam Al-Qur’an Surat Al Kahfi. Seperti kita ketahui, di dalam Al-Qur’an terdapat tulisan yang berbeda dan ditulis dengan warna merah, yaitu ‘Walyatalattaf’.

Mengapa demikian? Apa alasannya? Benarkah ada kaitannya dengan tetesan darah Khalifah Utsman bin Affan saat dibunuh? Atau karena hal lain?

Setiap hari Jumat, umat Islam disunnahkan untuk membaca Surat Al Kahfi yang terdapat dalam juz 15 dalam Al-Qur’an.

Kalau surah ke-18 yang berjumlah 110 ayat telah khatam dibaca, maka di pertengahan kita akan menemukan surah yang termasuk surah Al Makkiyah (diturunkan di Makkah), maka akan jelas terlihat ada ayat ke-19 yang tertulis ‘Walyatalattaf’ yang dicetak berbeda. Ada yang diberi warna merah, ada pula yang hitam pekat, terutama pada Al Quran yang dicetak di Indonesia.

Mengapa kata ‘Walyatalattaf’ berbeda dengan kata lain dalam Al-Qur’an? Berikut penjelasannya, seperti dilansir Portal Bolmong dari kanal YouTube Hikayat 1001.

Tinta Merah Dalam Al-Qur’an Surat Al Kahfi

 
Terdapat beberapa keterangan bahwa penulisan ‘Walyatalattaf’ dengan warna merah merupakan pengenang atas kematian Khalifah Utsman bin Affan.

Warna merah disebut sebagai tanda tetesan darah yang ketika khalifah Utsman bin Affan dibunuh, beliau sedang memegang mushaf Al Quran. Benarkah lafadz ‘Walyatalattaf’ sebagai tanda tetesan darah?

Sebelumnya kita perlu memahami, mushaf adalah lembaran-lembaran yang sudah terjilid yang isinya menghimpun ayat-ayat suci Al Quran dan ditulis dalam urutan yang jelas serta keutuhannya yang tetap dijaga. Mushaf adalah adalah naskah kuno atau koleksi lembar.

Sedangkan Al Quran yang Muslim percaya telah terungkap pada berbagai waktu dan dalam berbagai cara selama periode 23 tahun pada akhir kehidupan Rasulullah SAW, dikumpulkan ke dalam naskah kuno di bawah khilafah ketiga, Utsman bin Affan.

Ketika berbicara tentang lafadz ‘Walyatalattaf’ yang bertinta merah, biasanya kita akan kembali pada ingatan saat kecil dahulu ketika belajar mengaji. Memang, musfah-mushaf dengan gaya huruf tebal lebih dominan menyajikan lafadz ‘Walyatalattaf’ dengan warna merah.

Mushaf ini bernama ‘Mushaf Bombay’, yaitu mushaf yang dicetak di Mumbai, India, kemudian diikuti oleh sebagian percetakan mushaf di Indonesia. Selain lafadz ‘Walyatalattaf’ yang berwarna merah, terdapat juga keterangan Nisful Al Quran atau pertengahan Al Quran.

Dari keterangan ini sebenarnya, alasan mengapa warna merah itu dipilih karena untuk membedakan lafadz tersebut dengan lafadz-lafadz yang lain.

Penulisan Warna Merah untuk Mengenang Ustman bin Affan?

Lantas, bagaimana pendapat bahwa penulisan warna merah ini sebagai tanda untuk mengenang darah Utsman bin Affan yang dibunuh saat memegang mushaf Al Quran?

Memang di berbagai catatan seperti Muhammad Abu Zahroh dalam Tariqh Al Mazahib Al Islam yang menyebutkan bahwa Utsman bin Affan terbunuh saat sedang membaca Al Quran.

Hal ini senada dengan bukti mushaf Al Quran tertua yang disimpan di museum di Tashkent, Uzbekistan. Berdasarkan catatan dalam mushaf tersebut, sang penjaga museum menyebut bahwa dalam mushaf tersebut terdapat ceceran darah Utsman bin Affan saat dibunuh.

Namun, tetesan darah itu terdapat pada Surah Al Baqarah ayat 137. Dalam riwayat Imam Ahmad dari Amrah binti Artah juga menyebutkan bahwa tetesan darah yang menimpa mushaf itu terdapat pada Surah Al Baqarah ayat 137.

Dari uraian itu, nampaknya alasan penulisan ‘Walyatalataf’ dengan tinta merah untuk mengenang kematian Utsman bin Affan cenderung tidak tepat. Karena darah yang menetes di mushaf milik Utsman bin Affan justru menunjukkan Surah Al Baqarah, bukan Surah Al Kahfi sebagaimana kabar-kabar yang sering beredar.

Sebenarnya ada beberapa pendapat tentang pertengahan Al Quran. Mengutip dalam kitab tafsir ‘At Tahrir Wa Tanwir’, Ibnu Ansyur yang menyebut tentang beberapa pendapat tentang pertengahan mushaf Al Quran.

Jumhur ulama menyebut bahwa huruf ‘Ta’ dalam lafadz ‘Walyatalattaf’ merupakan pertengahan Al Quran. Namun ada pendapat lain seperti Imam Ibnu Attiyah yang menyebut bahwa Imam Nawawi berpendapat bahwa pertengahan Al Quran adalah huruf ‘Nun’ dalam lafadz ‘Nukro’ dalam Surah Al Kahfi ayat 74.

Ungkapan ‘Walyatalattaf’ Digunakan Para Pemuda Ashabul Kahfi

 

Dari segi sejarah, dalam Hasiyah Ashawi Ala Tafsir Aldjalalain disebutkan, bahwa ayat ini menceritakan perjuangan sejumlah pemuda Ashabul Kahfi untuk menyelamatkan diri dari Raja Diqyanus yang dzalim.

Demi memelihara keimanan mereka kepada Allah SWT, mereka bersembunyi dalam sebuah gua selama 309 tahun dalam keadaan tertidur. Ungkapan ‘Walyatalattaf’ ini digunakan oleh para pemuda Ashabul Kahfi ketika menyuruh teman mereka yang bernama Tamlikha untuk pergi membeli makanan ke Kota Tarsus.

Susunan ini dalam ilmu balaghah disebut dengan iltimas. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, ‘Walyatalattaf’ artinya adalah “Hendaklah kamu bersikap sopan”.

Ungkapan ini jelas lebih santun dibanding dengan amr atau perintah langsung yang otomatis akan menambah tanda seru di akhir kalimat. Hasilnya akan menjadi ‘Talattaf’ yang berarti “bersikap sopanlah!”.

Unik sekali, bahasa yang sopan digunakan untuk meminta seseorang bersikap sopan. Jelas, ini mempengaruhi psikis orang yang disuruh. Biasanya, orang akan menuruti perintah jika diminta dengan baik dan sopan.

Inilah yang menjadi salah satu sebab selamatnya para pemuda Ashabul Kahfi. Mereka mampu menciptakan suasana yang kondusif di antara mereka ketika cobaan menimpa. Ketenangan, kesabaran, dan kekompakkan dalam sebuat tim akan membawa kepada kesuksesan.

Belum ada Komentar untuk "Misteri Tinta Merah Dalam Al-Qur’an Surat Al Kahfi, Simak Ulasannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel