Kisah Anak Penjual Kerupuk Jadi Orang Kaya RI Berharta Rp74 T

 


Boenjamin Setiawan, masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia. Hartanya dalam setahun mampu bertambah sebesar Rp 9,3 triliun.

Seperti yang dikutip dari Forbes, Selasa (13/12/2022), Boenjamin Setiawan menduduki posisi 8 dari daftar tersebut. Hartanya kini mencapai US$ 4,8 miliar atau Rp 74,4 triliun (kurs Rp 15.500/US$). Naik tinggi dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar US$ 4,2 miliar atau Rp 65,1 triliun.

Boenjamin lahir pada 23 September 1933 di Tegal, Jawa Tengah. Boen dan saudara-saudaranya adalah anak dari pedagang kerupuk di Tegal, Jawa Tengah. Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1981-1982 (1981:793) menyebut ayah dari para pendiri Kalbe Farma itu mewariskan kebiasaan membaca kepada anak-anaknya. Sejak masih bocah mereka dibiasakan membantu orangtuanya di toko setelah pulang sekolah. Saudara-saudaranya tergolong berpendidikan.

Hidup Boenjamin Setiawan alias Khow Lip Boen setelah 1958 seharusnya baik-baik saja dengan hanya menjadi dokter. Dia adalah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1958, tapi kemudian mendalami ilmu pengobatan ke Universitas California, Amerika Serikat. Setelah pulang ke Indonesia, Boen bukannya hidup tenang menjadi dokter.

Boen rupanya ikut melakukan riset obat kulit murah sekitar 1960-an. Setelah berhitung ternyata proyek itu butuh uang Rp 1,5 juta untuk bisa dilanjutkan dan selesai. Uang itu sangat banyak di tahun 1960-an. Boen kemudian mendatangi Wim Kalona yang sudah jadi pengusaha obat-obatan untuk minta bantuan.

"Waktu saya bilang biayanya Rp 1,5 juta, Wim terkejut . Namun akhirnya disetujui juga," kata Boen dalam Didin Abidin Masud dalam Pergulatan 26 manajer Indonesia menuju sukses (1997:30). Belakangan Boen mengikuti jalan Wim Kalona juga, mendirikan perusahaan farmasi.

Sekitar 1963, Boen ikut mendirikan PT Farmindo bersama sejumlah kawan, meski gagal karena tidak profesional. Pada 1966, Boen membangun bisnis obatnya bersama saudara-saudaranya.

"Proses perizinan usaha tidak serumit sekarang karena masa itu belum ada birokrasi untuk memulai bisnis. Nama Kalbe dengan segera tercetus dari hati saya. Maknany sederhana. Usaha itu dimotori oleh Khow Lip Boen dan Khouw Lip Bing. KLB. Saya sempurnakan menjadi Kalbe. Maka terciptalah Kalbe Farma," aku Boen dalam dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D: Ilmu Kunci Kemajuan (2020:96) yang disusun Alberthiene Endah.

Mereka memulai bisnis mereka dari garasi sebuah rumah di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Rumah yang disewakan salah satu pasiennya. Kalbe Farma berdiri pada 10 September 1966. Awalnya Kalbe Farma membuat obat-obat dengan resep dokter. Obat-obat itu berbentuk sirup, tetes dan kapsul.

Kalbe Farma kemudian membangun pabrik di daerah Pulo Mas, Jakarta. Tak hanya memproduksi obat saja, laboratorium farmasi juga dibangun. Produk Kalbe Farma termasuk obat-obatan yang cukup dikenal masyarakat di pasaran, seperti Kalpanax (obat panu), Puyer 16 Bintang Toedjoe, Promag, Komix, Procold, Mixagrib, Entrostop, Fatigon. Selain itu ada juga Woods, Extra Joss, Bejo Sujamer, Diabetasol dan lain sebagianya.

Kalbe Farma termasuk perusahaan obat-obatan yang tergolong raksasa di Indonesia dan Asia Tenggara. Sejak 1991 Kalbe Farma sudah melantai di Bursa Efek Indonesia. Boen dan saudara-saudaranya memiliki saham yang cukup besar di perusahaan itu. Di laur membuat obat, Kalbe Farma terkait dengan jaringan rumah sakit Mitra Keluarga.

Belum ada Komentar untuk "Kisah Anak Penjual Kerupuk Jadi Orang Kaya RI Berharta Rp74 T"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel